Sabtu, 01 Desember 2012

Go Green bersama Carrefour



Ketika kita mendengar kata ‘Go green’ bayangan kita akan tertuju pada masalah pemanasan global, usaha penghijauan, dan juga pengurangan benda-benda yang tidak dapat didaur ulang. Go green mulai ramai dibicarakan sejak kemunculan permasalahan global warming. Tujuan dari aktivitas tersebut adalah untuk membuat lingkungan kita menjadi jauh lebih bersih, lebih hijau dan lebih sehat dengan cara mengurangi pemakaian barang-barang yang dapat merusak lingkungan serta dengan melakukan penanaman pohon untuk memperbaiki lingkungan yang sempat rusak karena pembakaran hutan.
Untuk mendukung program Go green tersebut, ada sebuah terobosan baru yang dilakukan oleh pihak supermarket Careffour. Terobosan tersebut adalah tas Go green. Apakah yang dimaksud dengan tas Go green tersebut? Berikut penjelasannya,
Sejak Senin 15 Oktober 2012 kemarin, pihak Carrefour tidak lagi menyediakan tas plastik untuk mengisi barang belanjaan dari dalam keranjang, petugas kasir Carrefour akan menawarkan barang-barang anda dibungkus di kardus atau anda harus membeli lagi tas yang diproduksi sendiri oleh Carrefour dengan harga Rp 9.500 per satu unit,” kata Satria Hamid Head of Public Affairs PT. Carrefour Indonesia di Jakarta, Kamis (18/10/2012).[1]

Tas Go green adalah tas yang digunakan untuk membawa pulang barang belanjaan yang dibeli di supermarket tersebut. Tas tersebut terbuat dari kain, bukan dari bahan plastik, sehingga ramah lingkungan. Tas tersebut juga dapat dipakai berkali-kali, sehingga tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Jadi, ketika kita akan belanja di supermarket tersebut, kita dapat membawa tas belanja tersebut dari rumah, sehingga pihak supermarket tidak perlu memberikan tas lagi.
Bandingan jika pihak careffour tetap menggunakan tas plastik sebagai tas belanja. Penggunaan tas plastik dapat menyebabkan global warming secara tidak langsung. Hal ini terjadi karena sampah plastik tidak bisa terurai dalam tanah. Apabila dipakai berkali-kali juga tidak tahan lama sehingga tidak praktis apabila ingin digunakan berkali-kali. Selain itu dapat menyebabkan pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Apabila konsumen tidak membawa tas sendiri, pihak supermarket careffour menjual tas kain go green tersebut untuk memasukkan barang belanjaan. Seperti ungkapan Satria Hamid, “Pilihan akhirnya, Anda harus merogoh uang lagi untuk membeli tas produksi Carrefour yang daya isinya sama dengan tas plastik”.[2]
Upaya yang dilakukan pihak Careffour dalam rangka go green tersebut dapat digolongkan ke dalam salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar, yaitu persuasi. Mengapa persuasi? Karena keberadaan tas go green tersebut dapat mempengaruhi masyarakat untuk melakukan program go green untuk menyelamatkan lingkungan. Sebagaimana pengertian persuasi dalam buku Teori Komunikasi (Sejarah, Metode dan Terapan dalam Media Massa) karya W.J. Severin dan Tankard, “persuasi didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat paparan informasi dari pihak lain” (Olson dan Zanna, 1993, hlm.135). Pihak Careffour memberikan informasi melalui gambar pohon yang bertuliskan Go Green pada tas belanja tersebut. Meskipun hanya berupa simbol dan tulisan singkat, akan tetapi tas tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi masyarakat dalam melakukan program Go Green guna menjaga kelestarian lingkungan. #bridgingcourse12


DAFTAR PUSTAKA

Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  Diunduh pada tanggal 1 Desember 2012 pukul 13. 12 WIB terarsip dalam http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html

Severin, Werner dan Tankard. 2011. Teori Komunikasi (Sejarah, metode dan Terapan di Dalam Media Massa). Jakarta : Kencana






[1] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html
[2] [2] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html

Rabu, 21 November 2012

Kenduri sebagai Tradisi Turun-temurun




            Masyarakat jawa memiliki berbagai macam kebudayaan yang sampai saat ini masih dilaksanakan sehingga menjadi warisan budaya. Kebudayaan tersebut melahirkan berbagai macam tradisi yang dianut oleh masyarakat jawa secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi yang dianut secara turun temurun adalah tradisi Kenduri (Kenduren). Menurut Agus Sunyoto, selaku pengamat budaya dan sejarah, “Kenduri berasal dari bahasa persia Kanduri yang berarti upacara makan-makan dalam rangka memperingati putri Nabi Muhammad SAW, yaitu Fatimah Az-zahra”.
Kenduri adalah sebuah tradisi adat jawa yang sudah berjalan sekian puluh tahun, mungkin sudah ratusan tahun. Ketika diwawancarai di rumahnya, di dukuh Setuman, desa Kemudo, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Tammy Setyaning Haryono selaku penganut tradisi tersebut memaparkan :
Kenduri merupakan acara yang dilakukan sebuah keluarga yang akan memiliki hajat. Acara tersebut dilakukan dengan memberikan makanan yang telah didoakan bersama-sama untuk meminta keselamatan dan kelancaran atas hajatnya. Makanan yang dibagikan berupa nasi gurih, nasi putih, nasi golong, rempeyek kacang, teri, krupuk, tempe, thontho, ayam ingkung, sambel ghepeng, sambel kacang panjang, lalapan, bubur merah, dan bubur putih. Makanan khas kenduri tersebut didoakan bersama kemudian dibagikan kepada para tetangga dan warga setempat.
            Tradisi kenduri memiliki berbagai macam ketentuan khusus yang harus dilaksanakan sesuai adat istiadat yang berlaku sejak zaman dahulu. Berawal dari persiapan berbagai macam makanan khas kenduri yang terdiri dari nasi gurih, nasi putih, nasi golong, rempeyek kacang, teri, krupuk, tempe, thontho, ayam ingkung, sambel ghepeng, sambel kacang panjang, lalapan, jenang (bubur) merah putih, dan  jenang baro-baro, yaitu jenang katul yang diberi parutan kelapa dan sisiran gula jawa. Beberapa dari unsur makanan tersebut memiliki makna tersendiri yang sangat erat hubungannya dengan alam sekitar.
            Unsur-unsur makanan yang terdapat dalam acara tersebut cukup lengkap dan banyak variasi. Masyarakat jawa tentunya memiliki alasan mengapa menyajikan berbagai jenis makanan yang begitu lengkap untuk sebuah acara Kenduri. Berikut dijelaskan alasan mendasar atas penyajian berbagai jenis makanan dalam acara kenduri
Mereka masih percaya akan adanya makhluk halus yang menurut pandangan masyarakat dapat menguntungkan dan ada yang merugikan, tetapi mereka tetap memercayai adanya kekuatan yang melebihi segalanya yaitu yang berasal dari “Gusti Allah”.
Berdasarkan kepercayaan tersebut, mereka seringkali mengaitkan berbagai jenis makanan dengan kegiatan upacara tradisional yang bertujuan untuk mencari keselamatan sebagai upacara syukur, sebagai penolak bala, mohon pengampunan dosa, dan berbagai macam usaha untuk mencari jalan supaya dapat berkomunikasi dengan Gusti Allah.[1]
Pemaparan tersebut dapat dilihat melalui dua sudut pandang. Pertama, cara masyarakat jawa berkomunikasi terhadap Tuhan. Yang kedua, cara mengkomunikasikan tradisi tersebut secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Cara masyarakat jawa berkomunikasi terhadap Tuhan merupakan cara yang unik. Keunikan tersebut dilihat dari makna berbagai unsur makanan yang disajikan, dan manfaatnya bagi masyarakat. Makanan tersebut tidak digunakan semata-mata hanya untuk sesaji, akan tetapi juga digunakan sebagai sedekah berupa makanan yang didoakan dan dibagikan pada warga masyarakat setempat. Mereka percaya bahwa melakukan acara syukuran (Kenduri) dengan menyajikan makanan dan membagikannya kepada warga setempat merupakan salah satu cara untuk dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Selain itu, makna lain dari pelaksanaan tradisi tersebut adalah dihidupkannya integrasi sosial. Seperti yang dideskripsikan oleh Clifford Greetz (1983: 13-104 dalam Tradisi dalam struktur Masyarakat Jawa Kerajaan dan Pedesaan dalam Laksono, 1985, hlm. 89) “Sekalian simbol-simbol yang ditampilkan dalam upacara selamatan secara keseluruhan melambangkan persatuan atau integrasi masyarakat”.
            Sudut pandang yang kedua adalah cara mengkomunikasikan tradisi tersebut hingga dilakukan secara turun temurun. Tradisi tersebut dapat dikatakan telah berhasil tersalurkan kepada masyarakat jawa, karena telah dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana mereka mengkomunikasikan tradisi tersebut hingga diikuti oleh keturunan mereka? Padahal pada zaman tersebut belum ada alat komunikasi yang memadai. Ketika diwawancarai pada hari senin, 29 Oktober 2012, Tedjo Sulardi selaku penganut tradisi kenduri memaparkan bahwa tradisi tersebut dibawa oleh nenek moyang yang sudah tiada. Mereka menyebarkan tradisi tersebut kepada anak cucu mereka. Kita sebagai generasi muda hanya menalurikan serta meneruskan tradisi tersebut, melaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada, dan menularkannya kembali kepada anak cucu kita. Itulah cara yang digunakan masyarakat pada zaman dahulu untuk mengkomunikasikan sebuah tradisi, dari generasi ke generasi. #bridgingcourse011




DAFTAR PUSTAKA

Dananjaya. 1984. Folklor Indonesia. Jakarta: Grafitipres.
Endraswara, Suwardi. 2010. Folklor Jawa: Macam, Bentuk, dan Nilainya. Jakarta: Penaku.
Geertz, Hildred. 1981. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia. Jakarta : Yayasan Ilmu-ilmu Sosial dan FIS-UI.
Laksono, p.m. 1985. Tradisi dalam Struktur Masyarakat Jawa Kerajaan dan Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mumfangati, Titi. 1998. Keutamaan Moral dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Lembaga Studi Jawa.
Purwadi. 2009. Folklor Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka.
Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. 2011. Teori Komunikasi: Sejarah Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Edisi Ke-5. Jakarta: Kencana.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tuloli, Nani dkk. 2003. Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Bangsa. Jakarta: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Deputi Pelestarian dan Pengembangan Budaya Direktorat Tradisi dan Kepercayaan.
Yusuf, Wiwiek Pertiwi, Enik Suryanti Saptorini, dan Suwijah. 1997. Tradisi dan Kebiasaan Makan pada Masyarakat Tradisional di Jawa Tengah. Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
Prihandaya, Aan. 2012. Sega Gurih dan Endog Abang di Sekaten Jogja. diunduh  tanggal 30 oktober 2012 pukul 12.34 WIB. Terarsip di http://kratonpedia.com/picture-light/2012/2/4/691/Sega.Gurih.dan.Endog.Abang.di.Sekaten.Jogja.html  
Tasmaun, Tiknan. 2011. Filosofi Bubur  ‘Sengkolo’ Merah Putih. diunduh tanggal 30 oktober 2012 pukul 13. 11 WIB terarsip di http://tiknan.blogspot.com/2011/06/filosofi-bubur-sengkolo-merah-putih.html
Ruslan (Ed). 2008. Kenduri Kematian Bukan Pengaruh Hindu Budha. Diunduh hari Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 17.04 WIB. Terarsip di http://www.antaranews.com/view/?i=1209299459&c=NAS&s=.
Wawancara dengan :
Tedjo Sulardi (79) selaku penganut tradisi kenduri di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada hari Minggu, 28 Oktober 2012 di dukuh Beji, Kemudo, Prambanan, Klaten pukul 07. 28 WIB
Tammy Setyaning Haryono (33) selaku penganut tradisi kenduri di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada hari Sabtu, 27 Oktober 2012 di dukuh Setuman, Kemudo, Prambanan, Klaten pukul 20.30 WIB





[1] Ernayanti (Ed). 1997 . Tradisi dan Kebiasaan Makan pada Masyarakat Tradisional di Jawa Tengah. Jakarta : Direktorat Jenderal Kebudayaan.hal. 60.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Twitter, Platform Promosi yang Potensial





Siapa yang tidak mengenal “Larry the Bird” Si Burung biru yang menjadi logo salah satu situs web populer saat ini?  Sebanyak 500 juta orang di dunia telah mengenalnya. Mereka mengenalnya karena hampir setiap hari menjumpai logo tersebut dalam situs web populer yang mereka miliki yaitu twitter. Situs yang ditemukan oleh Mark Zuckerberg ini menawarkan jejaring sosial berupa miniblog untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Tweet yang ditampilkan terdiri dari 140 karakter. Hal tersebut membuat kita belajar membuat pesan yang singkat tetapi menarik.
Pesan yang disampaikan dalam twitter, rata-rata berisi celoteh, percakapan, berita, pengenalan diri, dan bisa juga berupa promosi. Alangkah baiknya jika kita mampu memanfaatkan media tersebut untuk melakukan promosi untuk berbisnis sehingga kita dapat meraih beberapa keuntungan sekaligus. Untuk melakukan bisnis melalui media sosial, perlu adanya persepsi yang ditujukan kepada konsumen mengenai suatu produk/jasa/brand. Untuk menciptakan persepsi tersebut dibutuhkan pemikiran yang matang mengenai media promosi apakah yang cocok dan efektif, agar persepsi dan image yang ingin disampaikan dapat melekat kuat dibandingkan produk/jasa/ brand lainnya yang sejenis.[1] Jika persepsi dapat tersampaikan dengan baik, maka banyak orang yang akan melirik bisnis yang kita tawrkan.
Twitter memiliki kemampuan untuk mengikat dan menarik perhatian pelanggan terhadap produk dan layanan yang ditawarkan[2]. Hanya dengan menuliskan varian baru ke dalam tweet, maka orang-orang akan segera mengetahuinya. Selain itu menanyakan feedback mengenai produk kepada pengguna tweeter lain pun juga dapat dilakukan. Banyak sekali orang-orang yang merasakan manfaat dari media sosial dengan alasan mereka lebih percaya dengan promosi melalui media sosial seperti twitter  dari pada melalui brosur, koran, katalog, spanduk, dan lain lain. Contohnya ketika ada promosi gelang GAMADA (Gadjah Mada Muda) melalui akun twitter PPSMB UGM 2012. Dalam promosi tersebut terlihat bahwa promosi yang dilakukan berhasil menarik minat banyak orang, karena banyak sekali konsumen yang memesan[3].
Tidak hanya promosi mengenai barang tetapi promosi berupa jasa pun juga dapat dilakukan. Misalnya tempat wisata, restoran, maupun cafe, dan lain sebagainya. Kebanyakan dari pengunjung tempat-tempat tersebut memperoleh rekomendasi dari pengguna jejaring sosial, salah satunya adalah twitter. Sering kali mereka sengaja mencari informasi yang berkaitan dengan tempat wisata, restoran, atau mencari barang-barang yang akan di beli melalui twitter. Hal tersebut menimbulkan terjadinya komunikasi yang efektif karena masing-masing pihak saling membutuhkan satu sama lain. Menyadari potensi ini, manajemen Twitter bersiap mengembangkan situs multi fungsi ini menjadi jauh lebih besar. Salah satunya dengan menambah pemasukan dari iklan[4].
Keberadaan twitter memiliki manfaat yang potensial dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, sebagai pengguna jejaring sosial tersebut hendaknya mampu memanfaatkannya dengan baik. Akan tetapi, sebaiknya para pengguna twitter waspada terhadap segala bentuk promosi yang ada dalam twitter, karena bisa juga terjadi tindakan penipuan yang merugikan konsumen dan pihak-pihak tertentu. #Bridgingcourse08









DAFTAR PUSTAKA

Daniel Surya dan Erick Raharja. 2012. Memandang Media Sosial sebagai Media Promosi. SINDO 8 Agustus  2012 diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/2012/08/08/39/663896/memandang-media-sosial-sebagai-media-promosi tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.02 WIB

Ciputra Enterpreneurship. 2011. Memaksimalkan Twitter untuk Promosi dan Pemasaran. Diakses dari http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/12322-maksimalkan-twitter-untuk-promosi-dan-pemasaran.html tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.02 WIB
Observasi terhadap akun twitter PPSMB UGM 2012 tanggal 11 oktober 2012 pukul 19.15 WIB
Purwanto, Didik. 2011.  2012, Twitter Bakal Makin Banyak Iklan. Diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2011/12/29/11562083/2012..Twitter.Bakal.Makin.Banyak.Iklan tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.05 WIB
Wiranegara, Chibita. 2009. Twitter yang Trendy dan Moderen. Yogyakarta: Golden Books.
Wikipedia. 2012. Twitter. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter tanggal 12 Oktober 2012 pukul 13.20.
Berbisnis Online. 2012. Tips untuk Meningkatkan Pendapatan Bisnis Online. Diakses dari http://senibisnisonline.com/bisnis/tips-meningkatkan-pendapatan/ tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB.
Aditya, Ivan. 2012. Pengguna Twitter hampir 500 Juta Anggota. Diakses dari http://krjogja.com/read/119814/pengguna-twitter-hampir-500-juta-anggota.kr tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.10 WIB.
Aditya, Ivan. 2012. Twitter Genjot Iklan. Diakses dari http://krjogja.com/read/119156/twitter-genjot-iklan.kr tanggal 13 Oktober 2012 pukul 19.10 WIB.
Elcom. 2009. Ayo Mengenal twitter. Yogyakarta: Andi dan Elcom.








[1]Daniel Surya dan Erick Raharja. 2012. Memandang Media Sosial sebagai Media Promosi. SINDO 8 Agustus 2012 diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/2012/08/08/39/663896/memandang-media-sosial-sebagai-media-promosi tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.02 WIB

[2] Ciputra Enterpreneurship. 2011. Memaksimalkan Twitter untuk Promosi dan Pemasaran. Diakses dari http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/12322-maksimalkan-twitter-untuk-promosi-dan-pemasaran.html tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.02 WIB

[3]Observasi terhadap akun twitter PPSMB UGM 2012 tanggal 11 oktober 2012 pukul 19.15 WIB
[4] Didik Purwanto. 2011.  2012, Twitter Bakal Makin Banyak Iklan. Diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2011/12/29/11562083/2012..Twitter.Bakal.Makin.Banyak.Iklan tanggal 12 oktober 2012 pukul 13.05 WIB

Sabtu, 06 Oktober 2012

O’Jack Taxi Motor




Indonesia mempunyai alat transportasi darat yang terdiri dari berbagai macam jenis. Alat transportasi tersebut ada yang masih eksis digunakan, ada juga yang jarang digunakan lagi. Salah satu alat transportasi yang paling eksis adalah ojek.
Kota Yogyakarta menyediakan alat transportasi yang digandrungi oleh masyarakat yang disebut Ojack Taxi Motor, atau biasa disebut dengan O’Jack. O'JACK TAXI MOTOR merupakan rental motor dengan driver (taximotor) pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan sistem argometer sebagai alat hitung pembayaran. Taximotor ini selain menggunakan argometer yang dilengkapi dengan printer juga memiliki Call Center khusus, Layanan 24 jam, Standarisasi seragam & motor yang prima dan bersih, prioritas pelayanan yang mengutamakan safety riding, beragam jenis paket layanan sesuai kebutuhan customer, bahkan memiliki driver khusus perempuan.[1]
Ojek yang merupakan terobosan baru dari ojek-ojek sebelumnya ini, memiliki keunggulan berupa penggunaan agro dan printer. Fungsi dari agro adalah untuk mengetahui tarif yang perlu dibayar penumpang setiap kilometer. Tarifnya pun terjangkau, yaitu seharga dua ribu rupiah per kilometer. Sedangkan fungsi dari printer adalah untuk mencetak bukti pembayaran tarir ojek lengkap dengan keterangan tanggal, jarak tempuh dan juga biaya, sehingga dipaparkan mendetail dalam bukti pembayaran tersebut.
Taxi motor yang mempunyai desain warna kuning cerah ini, merupakan salah satu contoh dari komunikasi non verbal, yaitu komunikasi objek. Warna kuning cerah yang melekat pada seragam , motor, dan juga helm sopir taxi motor tersebut membuat masyarakat mudah mengingat-ingat ciri khas dari taxi motor tersebut. Selain itu orang akan lebih mudah membedakan mana yang merupakan tukang ojek, dan mana yang bukan.
Ojek yang siap mengantar jemput 24 jam ini memiliki keunggulan aman, murah dan nyaman. Alasannya adalah ojek tersebut memiliki standar motor dan operasional driver yang memprioritaskan keamanan, prima, dan dan bersih. Sehingga masyarakat tertarik dan mau untuk mencoba O’Jack. Suasana tersebut mengisahkan indonesia pada taun 1898 dibandinkan dengan cepet nyiraminya.

Telah hadir di Indonesia . . inovasi terbaru jasa transportasi motor bernama 

O'JACK TAXI MOTOR merupakan rental motor dengan driver (taximotor) pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan sistem argometer sebagai alat hitung pembayaran. Taximotor ini selain menggunakan argometer yang dilengkapi dengan printer juga memiliki Call Center khusus, Layanan 24 jam, Standarisasi seragam & motor yang prima dan bersih, prioritas pelayanan yang mengutamakan safety riding, beragam jenis paket layanan sesuai kebutuhan customer, bahkan memiliki driver khusus perempuan.
Beberapa penghargaan yang telah kami terima :
1. Pada 2011 O'Jack Taxi Motor mendapat Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai 'Taxi Motor pertama yang dilengkapi argometer'
2. Pada 2011 O'Jack Taxi Motor mendapat Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)  sebagai 'Pemrakarsa Taxi Motor berargometer di Indonesia'
3. Pada 2012 O'Jack Taxi Motor mendapat Penghargaan pada The Inspiring Business Variety Award yang diadakan di Le Meridian Hotel - Jakarta  sebagai 'Leading Company in Public Services of the Year'(penghargaan ini ditandatangani oleh Menteri Perindustrian. [2] #BC07

Jumat, 28 September 2012

Ketika 'Jathilan' Ngamen di Jalan




Di Pulau Jawa, khususnya Jawa timur, jawa tengah, jawa barat dan Yogyakarta banyak pengamen yang berbusana adat jawa secara lengkap. Banyak sekali istilah yang dipakai untuk menyebut aktivitas yang mereka lakukan. Di kota Semarang, ada yang menyebut mereka dengan sebutan  Jaran Eblek, yaitu sekelompok orang yang mengamen dengan cara mempersembahkan tarian jaran eblek, tentunya dilengkapi dengan kuda lumping. Di kota magelang ada yang menyebutnya Jaran Kepang, di kota yogyakarta ada yang menyebut Jathilan, ada juga yang menyebut dengan sebutan Ledhek, yaitu sekelompok orang yang mengamen dimana ada dua orang wanita di dalam kelompok tersebut yang menari tradisional adat jawa disertai dengan busana dan musik tradisional jawa.
Apapun istilah yang digunakan untuk menyebut aktivitas mereka, yang pasti mereka adalah sekelompok orang yang mengamen di jalan khusunya di lampu merah dengan menggunakan pakaian, perlengkapan, dan alat musik bernuansa jawa. Mereka beraktivitas ketika lampu lalu lintas berwarna merah, sehingga aksi mereka disaksikan oleh pengendara yang berhenti. Aktivitas yang mereka lakukan adalah menari tarian adat jawa, menyanyi, dan ada juga yang mempersembahkan kesenian jaran kepang. Semua aktivitas tersebut dikemas dengan nuansa adat jawa. Mulai dari tata rias, busana, musik yang dimainkan, alat musik yang dipakai, hingga lagu yang mereka persembahkan kepada pengendara di jalan.
Aksi yang dilakukan oleh seniman jalanan ini cukup menarik. Mereka mampu mengubah image pengamen jalanan di Indonesia yang seringnya hanya mengandalkan suara yang sederhana, sebuah gitar, dan ketipung. Mereka mampu memadukan seni tari, seni musik, seni suara, dan seni tata rias dalam sekali tampil di depan umum. Keberadaan mereka mampu mengurangi kejenuhan pengendara yang seringnya menyaksikan pengamen jalanan sebagai waria, anak kecil yang menyanyi seadanya, dan nyanyian ala kadarnya dari pria dengan iringan gitar sederhana. #bridgingcourse06

Ada tiga jenis aktivitas khusus yang mereka persembahkan kepada pengendara ketika berhenti di lampu merah. Ketiga aktivitas tersebut adalah tarian yang dibawakan oleh penari wanita,  tarian jaran kepang yang dibawakan oleh pemain atau penari pria, dan ada juga yang memadukan antara tarian penari wanita dengan tarian jaran kepang oleh penari pria. Ketiganya sama-sama menampilkan seni budaya jawa, hanya saja beberapa daerah di pulau jawa mengemasnya dalam bentuk yang bermacam-macam. Hal itu dilakukan untuk membedakan kelompok yang satu dengan yang lain di berbagai daerah di Pulau Jawa.
Aksi yang mereka lakukan tersebut menunjukkan bahwa mereka pandai dalam membangun komunikasi antara pengendara dengan pemain jathilan. penonton yang juga sebagai pengendara akan lebih tertarik dengan pengamen yang berbeda dengan pengamen biasanya. Penonton akan terhibur dengan musik jawa yang diperdengarkan melalui gamelan, sehingga terdengar keras dan unik. Penonton juga akan terhibur dengan riasan yang digunakan para pemain yang terkesan tidak biasa. Penonton juga akan terkesima dengan atraksi-atraksi kuda lumping yang dimunculkan dalan proses mengamen tersebut , karena saat kuda lumping kalap, akan terjadi komunikasi emosional antara penari dengan penonton. Itu merupakan hal yang tidak biasa yang mampu menciptakan rasa ingin tahu dari penonton. Tetapi tidak semua pengamen jathilan menggunakan atraksi magis yang betul-betul membuat kuda lumping kalap karena dimasuki roh halus. Ada juga yang sekedar melakukan gerakan tari sambil membawa kuda lumping. Keduanya sama-sama bertujuan untuk menghibur dan untuk mendapatkan penghasilan.
Kreativitas yang mereka bangun ketika tampil di jalan membuat penonton memiliki rasa ingin menyaksikan aksi itu dan tergerak untuk memberikan uang lebih kepada pengamen jawa tersebut karena modal yang dilakukan pengamen jawa tersebut tidak ala kadarnya. Aksi mereka juga bermanfaat untuk melestarikan kebudayaan jawa sehingga kebudayaan jawa tidak akan punah.




Daftar Pustaka
KENDEDES Media Center, 2011, Festival Kuda Lumping, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC%2006/Festival%20Kuda%20Lumping%20%20%20Media%20Center%20Kendedes%20%20%20Kominfo%20Kota%20Malang.htm, diunduh tanggal 28 September 2012 pukul 20.21 WIB

Sabtu, 22 September 2012

Angkringan KR Menjadi Pilihan



Angkringan adalah tempat makan di pinggir jalan yang menjual berbagai macam makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong. Istilah ‘Angkringan’ berasal dari kata berbahasa jawa ‘angkring’ yang berarti duduk santai.[1] Setiap daerah memiliki sebutan yang berbeda untuk menyebut tempat makan sederhana ini. Jika di Yogyakarta biasa disebut Angkringan, di kota Semarang disebut ‘kucingan’, berasal dari nama ‘sego kucing’ (nasi kucing), yaitu hidangan yang disediakan di angkringan tersebut. Berbeda lagi dengan kota Solo yang menyebutnya dengan sebutan  ‘Hik’ (Hidangan Istimewa ala Kampung).
Salah satu angkringan yang marak dibicarakan di kota pelajar adalah Angkringan KR. Berbagai kalangan membicarakan ramainya angkringan tersebut. Angkringan yang terletak di depan kantor redaksi Surat Kabar Harian (SKH)  Kedaulatan Rakyat ini, tidak pernah sepi pengunjung. Mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, tukang becak, tukang bangunan, buruh, pegawai kantor, seniman, hingga pejabat, setia mengunjungi angkringan yang berada di Jalan Pangeran Mangkubumi Yogyakarta ini. Selain menyantap hidangan, biasanya mereka juga berbincang santai dengan keluarga, teman, atau sesama pengunjung lain hingga larut malam.
Sama seperti angkringan lainnya, Angkringan KR merupakan tempat makan yang jauh dari kesan mewah. Tempat sederhana yang buka pada pukul 16.0002.00 WIB ini menggunakan gerobak dorong sebagai tempat untuk meletakkan makanan  dan minuman. Bagian atas gerobak ditutup oleh kain terpal sebagai pelindung. Selain dilengkapi dengan kursi gerobak angkringan dan bangku-bangku di sepanjang trotoar, juga tersedia  tikar yang digelar untuk duduk lesehan. Berbedadengan angkringan lain,  angkringan yang luas dan lapang ini memiliki penerangan yang cukup, sehingga jauh dari kesan reman-remang. Tempat yang luas dan lapang tersebut membuat asap rokok tidak terlalu mengganggu kenyamanan saat menyantap hidangan.  Biasanya, angkringan sedikit diragukan mengenai kebersihannya. Akan tetapi, kebersihan angkringan yang selalu ramai ini selalu terjaga . Hal ini terbukti dari pencucian alat-alat makan yang melalui proses penyabunan dan pembilasan.
Angkringan KR memiliki berbagai variasi menu makanan. Variasi menu tersebut antara lain Nasi Kucing (seperi  Nasi Kikil, Nasi Oseng Tempe, sego sambel, Nasi Sambel Teri, Nasi usus goreng, Nasi Langgi, Nasi Rica Ayam, dan lain sebagainya), bermacam-macam sate (sate telur puyuh, sate usus, sate bakso), berbagai macam kue, gorengan, krupuk, dan sebagai menu minuman khas adalah Es Susu Tape Ijo. Semua makanan dan minuman tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 5.000,-
Rasa dari berbagai hidangan yang disajikan di Angkringan KR pada dasarnya hampir sama dengan angkringan yang lain. Kebanyakan pengunjung Angkringan KR tidak terlalu mempertanyakan rasa dari hidangan yang disajikan, karena yang menjadi daya tarik di Angkringan KR adalah suasana, kelengkapan menu makanan, kebersihan, penerangan yang cukup, dan tempat yang luas serta lapang.
Meskipun hanya bernama ‘Angkringan KR’, angkringan tersebut memiliki Brand  yang kuat, karena nama ‘Angkringan KR’ telah menancap kuat di benak konsumen. Angkringan tersebut telah memenuhi empat komponen penting yang ada dalam pemasaran, yaitu 4P (Product, Price, Place, and Promotion).[2] Dari segi produk (product), angkringan KR menyediakan berbagai macam variasi menu makanan yang jauh lebih lengkap dari pada angkringan lain. Dari segi harga (price), angkringan tersebut mematok harga yang sangat terjangkau untuk berbagai kalangan masyarakat, yaitu berkisar Rp 1.0005.000. Dari segi lokasi (place), angkringan tersebut letaknya sangat strategis karena berada di tengah kota yaitu kawasan Malioboro Tugu, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Dari segi promosi (promotion), angkringan tersebut memiliki sistem self service, dimana pengunjung mengambil sendiri menu yang sesuai selera, selain itu angkringan tersebut menawarkan suasana hangat kota jogja yang terlihat dari perbincangan santai para pembeli.
Angkringan KR yang merupakan media komunikasi antara pembeli dengan penjual atau antar sesama penjual, menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang egaliter karena pembeli yang datang tidak membeda-bedakan strata sosial dan juga SARA. Angkringan yang letaknya strategis ini telah menunjukkan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan angkringa lain. Oleh karena itu wajar saja jika banyak masyarakat Yogyakarta memilih angkringan KR sebagai angkringan pilihan. #bridgingcourse05


Daftar Pustaka

Sabtu, 15 September 2012

SUNDAY MORNING



Sebagian besar orang jarang yang memiliki kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, terutama pada hari senin hingga sabtu. Untuk berkumpul bersama, mereka memerlukan hari libur, biasanya pada pada Hari Minggu. Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut dengan cara berjalan-jalan menikmati udara pagi, berolah raga, berbelanja, dan lain sebagainya. Berkumpul bersama keluarga dapat mempererat pertalian keluarga sehingga tercipta rasa kepedulian antar anggota keluarga. Tidak jarang mereka melakukan kegiatan tersebut untuk melepas kesibukan dan kepenatan hidupnya selama lima hari sebelumnya. [1]
Di kota Yogyakarta banyak sekali orang yang memanfaatkan minggu pagi mereka dengan jogging di area Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM). Tidak hanya jogging, mereka dapat bersepeda, berjalan santai, atau sekedar berfoto bersama. Hal tersebut merupakan salah satu contoh komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga, khususnya bagi keluarga yang tidak memiliki waktu berkumpul bersama. Komunikasi tersebut dilakukan dengan media olah raga jogging di area Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kota Yogyakarta juga telah menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk berkumpul bersama keluarga setiap minggu pagi, yaitu Sunmor (Sunday Moring). Sunmor adalah pasar tiban atau pasar dadakan yang digelar setiap minggu pagi. Lokasi sunmor terletak di Jalan Notonegoro, yang memisahkan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), membujur dari selokan mataran hingga perempatan Sagan, Kabupaten Sleman. Pasar ini digelar mulai pukul 05.00 — 12.00 WIB.[2]
Banyak sekali orang memanfaatkan minggu pagi mereka dengan jogging di area Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Hal tersebut merupakan event yang tepat karena bersamaan dengan digelarnya Sunmor. Setelah menghabiskan waktu di area GSP, mereka bisa langsung menuju ke Sunmor. Mereka bisa berbelanja berbagai barang kebutuhan, juga bisa membeli berbagai jenis makanan yang dijual di sepanjang pasar Sunmor tersebut untuk sarapan. makanan yang dijual bervariasi, dari makanan berat hingga makanan ringan.  Pasar Sunmor menyediakan berbagai macam  barang berupa pakaian, pernak-pernik, aksesoris, hasil kerajinan tangan, kebutuhan dapur, kebutuhan mandi, tanaman hias, hewan peliharaan,dan lain sebagainya.
Untuk masuk ke pasar tersebut tidak diperlukan tiket dan tidak dipungut biaya apapun. Jika pengunjung membawa kendaraan, hanya perlu membayar ongkos parkir saja. Jika ingin menikmati suasana berkumpul bersama, lebih baik berjalan kaki menikmati udara segarnya udara pagi sambil berbincang santai dengan anggota keluarga. hal tersebut sangat bermanfaat untuk mempererat komunikasi antar anggota keluarga, khususnya bagi keluarga yang jarang berkomunikasi antar anggota keluarganya.
Pasar Sunmor juga merupakan contoh komunikasi yang terjalin di masyarakat. Komunikasi yang terjalin di dalam pasar tersebut terjadi antara penjual dengan pembeli. dalam transaksi jual beli dan tawar menawar harga.
Barang-barang yang dijual di pasar Sunmor juga dapat digunakan sebagai media komunikasi. Misalnya celengan yang dapat ditulisi nama, kalimat-kalimat, dan pesan kepada orang yang akan kita beri celengan tersebut. Melalui celengan tersebut, kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara membaca tulisan yang ada pada celengan tersebut.
Untuk melakukan suatu komunikasi antar masyarakat, Pasar Sunmor merupakan lokasi yang tepat, karena digelar di area Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Tempat tersebut sangat strategis untuk transaksi jual beli, karena banyak sekali orang-orang yang sedang berolah-raga di area tersebut.
Dari komunikasi yang terjalin tersebut, tentunya membawa manfaat dari pihak yang ada di area tersebut. Dari pihak pedagang, mereka mendapatkan keuntungan dari hasil berdagang di Pasar Sunmor pada minggu pagi. Dari pihak pembeli, mereka mendapatkan barang-barang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Mereka juga dapat belajar menawar harga, sehingga memiliki perbandingan dengan harga barang di toko-toko lain. Dari pihak orang-orang yang hanya sekedar melihat-lihat saja, mereka mendapatkan pengalaman berkunjung ke salah satu tempat favorit di Yogyakarta. Selain itu, mereka juga mengetahui lokasi-lokasi penjualan barang tertentu, sehingga ketika mereka memerlukan barang kebutuhan,  sudah tidak lagi mencari-cari lokasi penjualan tersebut. Dari pihak orang-orang yang hanya berolah raga atau sekedar berjalan santai dengan keluarga, Mereka mendapatkan kebersamaan yang jarang didapat, khususnya bagi keluarga yang masing-masing anggotanya tidak memiliki waktu berkumpul dengan keluarga. Mereka dapat menjalin pertalian keluarga dengan baik.
Jadi, event Pasar Sunmor dan aktivitas jogging di area Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada merupakan media yang digunakan untuk berkomunikasi. Aktivitas tersebut membawa berbagai macam manfaat yang sebaiknya dijaga dan dilestarikan. #bridgingcourse04

















DAFTAR PUSTAKA
[1] Gunawan Lie, Gilbertus, 2011, Menghabiskan Waktu dengan Keluarga, http://sekeluarga.com/keluarga/menghabiskan-waktu-dengan-keluarga-anda/, diakses tanggal 11 September 2012.


[1] Jogjatrip, 2010, Sunmor UGM, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/media%20dan%20komunikasi/SUNMOR%20UGM%20-%20JOGJATRIP.htm, diakses tanggal 11 September 2012.


Observasi di Pasar Sunmor UGM Yogyakarta tanggal 9 September 2012







[1] Gunawan Lie, Gilbertus, 2011, Menghabiskan Waktu dengan Keluarga, http://sekeluarga.com/keluarga/menghabiskan-waktu-dengan-keluarga-anda/, diakses tanggal 11 September 2012.
[2] Jogjatrip, 2010, Sunmor UGM, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/media%20dan%20komunikasi/SUNMOR%20UGM%20-%20JOGJATRIP.htm, diakses tanggal 11 September 2012.