Angkringan
adalah tempat makan di pinggir jalan yang menjual berbagai macam makanan dan
minuman dengan menggunakan gerobak dorong. Istilah ‘Angkringan’ berasal dari
kata berbahasa jawa ‘angkring’ yang
berarti duduk santai.[1] Setiap
daerah memiliki sebutan yang berbeda untuk menyebut tempat makan sederhana ini.
Jika di Yogyakarta biasa disebut Angkringan, di kota Semarang disebut
‘kucingan’, berasal dari nama ‘sego kucing’ (nasi kucing), yaitu hidangan yang
disediakan di angkringan tersebut. Berbeda lagi dengan kota Solo yang
menyebutnya dengan sebutan ‘Hik’
(Hidangan Istimewa ala Kampung).
Salah satu
angkringan yang marak dibicarakan di kota pelajar adalah Angkringan KR.
Berbagai kalangan membicarakan ramainya angkringan tersebut. Angkringan yang
terletak di depan kantor redaksi Surat Kabar Harian (SKH) Kedaulatan Rakyat ini, tidak pernah sepi
pengunjung. Mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, tukang becak, tukang
bangunan, buruh, pegawai kantor, seniman, hingga pejabat, setia mengunjungi
angkringan yang berada di Jalan Pangeran Mangkubumi Yogyakarta ini. Selain
menyantap hidangan, biasanya mereka juga berbincang santai dengan keluarga,
teman, atau sesama pengunjung lain hingga larut malam.
Sama
seperti angkringan lainnya, Angkringan KR merupakan tempat makan yang jauh dari
kesan mewah. Tempat sederhana yang buka pada pukul 16.00—02.00 WIB ini menggunakan gerobak dorong sebagai tempat untuk
meletakkan makanan dan minuman. Bagian
atas gerobak ditutup oleh kain terpal sebagai pelindung. Selain dilengkapi
dengan kursi gerobak angkringan dan bangku-bangku di sepanjang trotoar, juga
tersedia tikar yang digelar untuk duduk lesehan. Berbedadengan angkringan lain, angkringan yang luas dan lapang ini memiliki
penerangan yang cukup, sehingga jauh dari kesan reman-remang. Tempat yang luas
dan lapang tersebut membuat asap rokok tidak terlalu mengganggu kenyamanan saat
menyantap hidangan. Biasanya, angkringan
sedikit diragukan mengenai kebersihannya. Akan tetapi, kebersihan angkringan
yang selalu ramai ini selalu terjaga . Hal ini terbukti dari pencucian
alat-alat makan yang melalui proses penyabunan dan pembilasan.
Angkringan
KR memiliki berbagai variasi menu makanan. Variasi menu tersebut antara lain Nasi
Kucing (seperi Nasi Kikil, Nasi Oseng
Tempe, sego sambel, Nasi Sambel Teri,
Nasi usus goreng, Nasi Langgi, Nasi Rica Ayam, dan lain sebagainya),
bermacam-macam sate (sate telur puyuh, sate usus, sate bakso), berbagai macam
kue, gorengan, krupuk, dan sebagai menu minuman khas adalah Es Susu Tape Ijo.
Semua makanan dan minuman tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau,
yaitu berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 5.000,-
Rasa dari
berbagai hidangan yang disajikan di Angkringan KR pada dasarnya hampir sama
dengan angkringan yang lain. Kebanyakan pengunjung Angkringan KR tidak terlalu
mempertanyakan rasa dari hidangan yang disajikan, karena yang menjadi daya
tarik di Angkringan KR adalah suasana, kelengkapan menu makanan, kebersihan,
penerangan yang cukup, dan tempat yang luas serta lapang.
Meskipun
hanya bernama ‘Angkringan KR’, angkringan tersebut memiliki Brand yang kuat, karena nama ‘Angkringan KR’ telah
menancap kuat di benak konsumen. Angkringan tersebut telah memenuhi empat
komponen penting yang ada dalam pemasaran, yaitu 4P (Product, Price, Place, and
Promotion).[2] Dari segi produk
(product), angkringan KR menyediakan berbagai macam variasi menu makanan yang
jauh lebih lengkap dari pada angkringan lain. Dari segi harga (price),
angkringan tersebut mematok harga yang sangat terjangkau untuk berbagai
kalangan masyarakat, yaitu berkisar Rp 1.000—5.000. Dari segi lokasi
(place), angkringan tersebut letaknya sangat strategis karena berada di tengah
kota yaitu kawasan Malioboro Tugu, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
Dari segi promosi (promotion), angkringan tersebut memiliki sistem self service, dimana pengunjung
mengambil sendiri menu yang sesuai selera, selain itu angkringan tersebut menawarkan
suasana hangat kota jogja yang terlihat dari perbincangan santai para pembeli.
Angkringan KR
yang merupakan media komunikasi antara pembeli dengan penjual atau antar sesama
penjual, menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang egaliter karena
pembeli yang datang tidak membeda-bedakan strata sosial dan juga SARA.
Angkringan yang letaknya strategis ini telah menunjukkan berbagai macam
kelebihan dibandingkan dengan angkringa lain. Oleh karena itu wajar saja jika
banyak masyarakat Yogyakarta memilih angkringan KR sebagai angkringan pilihan. #bridgingcourse05
Daftar
Pustaka
Wikipedia,
2012, Angkringan, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Angkringan%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
diakses tanggal 22 September 2012.
Wikipedia,
2012, Bauran Pemasaran, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Pemasaran%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm,
diakses tanggal 22 September 2012.
Nakizura, 2009, Angkringan KR, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Review%20Angkringan%20KR.htm
Nuno, 2012, Angkringan KR, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Angkringan%20%E2%80%98KR%E2%80%99%20%C2%BB%20Informasi%20Tempat%20Kuliner.htm,
diposting tanggal 29 Mei 2012.
[1]
Wikipedia, 2012, Angkringan, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Angkringan%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
diakses tanggal 22 September 2012.
[2]
Wikipedia, 2012, Bauran Pemasaran, file:///C:/Users/acer/Documents/UGM/BC05/Pemasaran%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm,
diakses tanggal 22 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar