KEPEKAAN
SOSIAL DALAM KARANG TARUNA
Karang Taruna
adalah organisasi kepemudaan di Indonesia yang berfungsi sebagai tempat
pengembangan generasi muda. Karang Taruna tumbuh atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab dari, oleh, dan untuk masyarakat di wilayah desa atau kelurahan.
Tujuan didirikan Karang Taruna adalah memberikan
pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang
keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan
kesenian. Kemajuan suatu Karang Taruna sangat dipengaruhi oleh kepekaan para
pemuda yang ada di desa atau kelurahan di suatu wilayah.
Tidak semua desa atau kelurahan memiliki organisasi Karang
Taruna. Hal itu disebabkan oleh para pemuda yang tidak peka terhadap kehidupan
sosial. Tetapi, di desa , Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, ada sebuah Karang
Taruna yang aktif berorganisasi dan peka terhadap kehidupan sosial. Hal ini
dipaparkan secara langsung oleh ketua Karang Taruna Jayakusuma, Lisa Lindawati.
Wanita yang bersekolah di TK Aba Dalem bantul ini, merasa memiliki tanggung
jawab sosial terhadap lingkungan karena telah dibesarkan di desa tersebut.
Sejak mengikuti Karang Taruna, beliau merasa kepekaan
sosial yang ada dalam dirinya semakin meningkat. Beliau memiliki visi dan misi
menyediakan akses pendidikan yang tinggi, informasi yang lebar, dan peluang
ekonomi yang tinggi.
Karang Taruna yang didirikan sejak tahun 2009 ini, memiliki
kesadaran bahwa karang Taruna tersebut merupakan partner pemerintah untuk menyelesaikan problem kesejahteraan sosial
yang ada pada tingkat kelurahan atau desa. Hal ini terbukti dengan banyaknya
kemajuan yang diperoleh Karang Taruna Jayakusuma. Beberapa kemajuan dalam
bidang pendidikan yang diperoleh antara lain pendirian sanggar yang dapat
digunakan untuk mengasah pendidikan bagi semua kalangan, pendirian pojok baca
(tempat yang digunakan untuk membaca), dan adanya akses pendidikan berupa kejar
paket B dan paket C.
Dalam bidang ekonomi, Karang Taruna Jayakusuma berhasil melaksanakan
program pelatihan dan pengembangan industri kreatif. Hal ini terbukti dengan
berkembangnya beberapa usaha seperti kerajinan logam, kerajinan batik,
kerajinan kaca, dan makanan khas di desa tersebut.
Hasil yang diperoleh dari beberapa usaha tersebut digunakan
untuk memajukan kesejahteraan sosial di desa tersebut. Selain itu, dana yang
diperoleh untuk membiayai segala keperluan untuk memajukan desa tersebut,
diperoleh dari alokasi dana desa setempat, swadaya pengurus, donasi masyarakat
sekitar, inverstor dari luar desa singosaren, dan hasil usaha ekonomi
produktif.
Untuk menjalin hubungan antar Karang Taruna, dibuatlah
sebuah forum Karang Taruna. Forum tersebut diadakan tiga bulan sekali dan
dihadiri oleh 75 desa. Forum tersebut berfungsi untuk bertukar program kerja
dan juga pengalaman. Oleh karena itu, Karang Taruna di desa tersebut semakin
berkembang. Selain itu, fungsi lain dari forum tersebut untuk memberi
pengarahan terhadap Karang Taruna lain yang kurang aktif berorganisasi mengenai
manfaat kemajuan Karang Taruna.
Untuk kelancaran kegiatan yang ada dalam organisasi Karang
Taruna Jayakusuma, ada pedoman dasar dari Kementerian Sosial Republik
Indonesia. Pedoman dasar tersebut telah diperbarui pada tahun 2010 lalu. Dengan
adanya pedoman dasar tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya improvisasi dari Karang Taruna di
masing-masing desa, karena antara Karang Taruna yang satu dengan yang lain
berbeda-beda.
Menurut Lisa Lindawati, setiap kelurahan atau desa memiliki
masalah sendiri. Masalah setiap desa jelas berbeda-beda. Itulah perlunya Karang
Taruna di tingkat desa, bukan di tingkat kabupaten atau provinsi karena setiap
desa memiliki karakter masing-masing. Karang Taruna Jayakusuma berprinsip bahwa
setiap pemuda harus mampu berperan aktif untuk menyelesaikan permasalahan di
desanya masing-masing.
Meskipun memiliki banyak keberhasilan, Karang Taruna Jayakusuma
sering menhadapi berbagai permasalahan. Permasalahan yang mendasar terletak
pada pemuda yang memiliki jiwa pembelajar yang sangat kurang. Orang tua mereka
mampu membiayai pendidikan, tetapi tidak ada keinginan kuat dari
anak-anaknya. Sehingga mereka terhambat.
Bahkan ada yang tidak lulus, berhenti sekolah ketika SMP dan tidak merasakan
dunia perkuliahan.
Selain itu, ada juga masalah lain yang bisa dikatakan
sepele, seperti memperebutkan wanita hingga perdebatan mengenai sepak bola. Hal
itu benar-benar terjadi di desa tersebut. Bahkan, pernah menimbulkan tawuran.
Menurut Ketua Karang Taruna Jayakusuma, solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah mempertemukan pihak-pihak yang
berselisih agar mereka saling mengenal. Sehingga, ketika mereka sudah saling
mengenal, mereka memiliki rasa tidak enak untuk berselisih satu sama lain.
Selain itu masih ada kendala yang merupakan masalah
mendasar dalam Karang Taruna tersebut, yaitu kurangnya rasa persatuan di
kalangan pemuda. Akan tetapi, mereka memiliki rasa optimis yang tinggi untuk
lebih maju, meskipun tidak semua anggota merasakan bangku perkuliahan.
Dalam perkembangan kegiatan Karang Taruna Jayakusuma selalu
ada masyarakat yang pro dan kontra. Untuk mengatasi hal itu, pihak dari Karang
Taruna Jayakusuma selalu mencari solusi dengan berusaha meningkatkan
partisipasi masyarakat. Contoh nyata yang telah berhasil ketika ada kunjungan
pejabat negara, ibu-ibu Dasa Wisma bersedia menyediakan snack untuk konsumsi. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk
membiayai konsumsi. Cara seperti itu justru lebih mudah, efektif, dan menghemat
biaya. Hal itu dilakukan bukan karena pihak Karang Taruna Jayakusuma kekurangan
secara finansial, tetapi untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap perkembangan
Karang Taruna Jayakusuma. Contoh tersebut telah membuktikan bahwa masyarakat
pada desa tersebut sebenarnya merasa senang melihat para pemuda turut
berpartisipasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, meskipun
tidak semua permasalahan diselesaikan oleh Karang Taruna.
Untuk mengatasi pihak-pihak yang tidak suka dengan adanya
Karang Taruna, pihak Karang Taruna tidak memberikan perlawanan, tetapi hanya
membiarkan saja. Membiarkan mereka melihat hasil kerja yang dilakukan oleh
Karang Taruna. Sehingga mereka tergerak hatinya untuk berpartisipasi dan
memberikan dukungan ketika melihat manfaat dari Karang Taruna tersebut.
Jadi,
adanya kesadaran untuk meningkatkan kepekaan sosial itu sangatlah penting.
Kepekaan sosial akan membuat seseorang atau sekelompok orang sadar bahwa mereka
memiliki tanggung jawab untuk memajukan lingkungan sekitarnya. Kepekaan sosial
tersebut tidak akan muncul ketika seseorangtidak memiliki rasa optimis untuk
memajukan lingkungan sekitarnya. #bridgingcourse03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar