Ketika
kita mendengar kata ‘Go green’
bayangan kita akan tertuju pada masalah pemanasan global, usaha penghijauan,
dan juga pengurangan benda-benda yang tidak dapat didaur ulang. Go green mulai ramai dibicarakan sejak
kemunculan permasalahan global warming.
Tujuan dari aktivitas tersebut adalah untuk membuat lingkungan kita menjadi
jauh lebih bersih, lebih hijau dan lebih sehat dengan cara mengurangi pemakaian
barang-barang yang dapat merusak lingkungan serta dengan melakukan penanaman
pohon untuk memperbaiki lingkungan yang sempat rusak karena pembakaran hutan.
Untuk mendukung program Go
green tersebut, ada sebuah terobosan baru yang dilakukan oleh pihak
supermarket Careffour. Terobosan tersebut adalah tas Go green. Apakah yang dimaksud dengan tas Go green tersebut? Berikut penjelasannya,
Sejak Senin 15 Oktober 2012 kemarin, pihak Carrefour
tidak lagi menyediakan tas plastik untuk mengisi barang belanjaan dari dalam
keranjang, petugas kasir Carrefour akan menawarkan barang-barang anda dibungkus
di kardus atau anda harus membeli lagi tas yang diproduksi sendiri oleh
Carrefour dengan harga Rp 9.500 per satu unit,” kata Satria Hamid Head of
Public Affairs PT. Carrefour Indonesia di Jakarta, Kamis (18/10/2012).[1]
Tas
Go green adalah tas yang digunakan
untuk membawa pulang barang belanjaan yang dibeli di supermarket tersebut. Tas
tersebut terbuat dari kain, bukan dari bahan plastik, sehingga ramah
lingkungan. Tas tersebut juga dapat dipakai berkali-kali, sehingga tidak
terjadi pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Jadi, ketika kita akan belanja
di supermarket tersebut, kita dapat membawa tas belanja tersebut dari rumah,
sehingga pihak supermarket tidak perlu memberikan tas lagi.
Bandingan jika pihak careffour tetap menggunakan tas plastik sebagai
tas belanja. Penggunaan tas plastik dapat menyebabkan global warming secara
tidak langsung. Hal ini terjadi karena sampah plastik tidak bisa terurai dalam
tanah. Apabila dipakai berkali-kali juga tidak tahan lama sehingga tidak
praktis apabila ingin digunakan berkali-kali. Selain itu dapat menyebabkan
pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Apabila konsumen tidak membawa tas
sendiri, pihak supermarket careffour menjual tas kain go green tersebut untuk
memasukkan barang belanjaan. Seperti ungkapan Satria Hamid, “Pilihan akhirnya,
Anda harus merogoh uang lagi untuk membeli tas produksi Carrefour yang daya
isinya sama dengan tas plastik”.[2]
Upaya yang dilakukan pihak Careffour dalam rangka go green tersebut
dapat digolongkan ke dalam salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar,
yaitu persuasi. Mengapa persuasi? Karena keberadaan tas go green tersebut dapat
mempengaruhi masyarakat untuk melakukan program go green untuk menyelamatkan
lingkungan. Sebagaimana pengertian persuasi dalam buku Teori Komunikasi (Sejarah,
Metode dan Terapan dalam Media Massa) karya W.J. Severin dan Tankard, “persuasi
didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat paparan informasi dari pihak lain”
(Olson dan Zanna, 1993, hlm.135). Pihak Careffour memberikan informasi melalui
gambar pohon yang bertuliskan Go Green pada tas belanja tersebut. Meskipun hanya
berupa simbol dan tulisan singkat, akan tetapi tas tersebut dapat digunakan
untuk mempengaruhi masyarakat dalam melakukan program Go Green guna menjaga
kelestarian lingkungan. #bridgingcourse12
DAFTAR PUSTAKA
Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja. Diunduh pada tanggal 1 Desember 2012 pukul 13. 12 WIB terarsip dalam http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html
Severin,
Werner dan Tankard. 2011. Teori
Komunikasi (Sejarah, metode dan Terapan di Dalam Media Massa). Jakarta :
Kencana
[1] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja. http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html
[2]
[2] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja. http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar