Sabtu, 01 Desember 2012

Go Green bersama Carrefour



Ketika kita mendengar kata ‘Go green’ bayangan kita akan tertuju pada masalah pemanasan global, usaha penghijauan, dan juga pengurangan benda-benda yang tidak dapat didaur ulang. Go green mulai ramai dibicarakan sejak kemunculan permasalahan global warming. Tujuan dari aktivitas tersebut adalah untuk membuat lingkungan kita menjadi jauh lebih bersih, lebih hijau dan lebih sehat dengan cara mengurangi pemakaian barang-barang yang dapat merusak lingkungan serta dengan melakukan penanaman pohon untuk memperbaiki lingkungan yang sempat rusak karena pembakaran hutan.
Untuk mendukung program Go green tersebut, ada sebuah terobosan baru yang dilakukan oleh pihak supermarket Careffour. Terobosan tersebut adalah tas Go green. Apakah yang dimaksud dengan tas Go green tersebut? Berikut penjelasannya,
Sejak Senin 15 Oktober 2012 kemarin, pihak Carrefour tidak lagi menyediakan tas plastik untuk mengisi barang belanjaan dari dalam keranjang, petugas kasir Carrefour akan menawarkan barang-barang anda dibungkus di kardus atau anda harus membeli lagi tas yang diproduksi sendiri oleh Carrefour dengan harga Rp 9.500 per satu unit,” kata Satria Hamid Head of Public Affairs PT. Carrefour Indonesia di Jakarta, Kamis (18/10/2012).[1]

Tas Go green adalah tas yang digunakan untuk membawa pulang barang belanjaan yang dibeli di supermarket tersebut. Tas tersebut terbuat dari kain, bukan dari bahan plastik, sehingga ramah lingkungan. Tas tersebut juga dapat dipakai berkali-kali, sehingga tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Jadi, ketika kita akan belanja di supermarket tersebut, kita dapat membawa tas belanja tersebut dari rumah, sehingga pihak supermarket tidak perlu memberikan tas lagi.
Bandingan jika pihak careffour tetap menggunakan tas plastik sebagai tas belanja. Penggunaan tas plastik dapat menyebabkan global warming secara tidak langsung. Hal ini terjadi karena sampah plastik tidak bisa terurai dalam tanah. Apabila dipakai berkali-kali juga tidak tahan lama sehingga tidak praktis apabila ingin digunakan berkali-kali. Selain itu dapat menyebabkan pemborosan dalam penggunaan tas belanja. Apabila konsumen tidak membawa tas sendiri, pihak supermarket careffour menjual tas kain go green tersebut untuk memasukkan barang belanjaan. Seperti ungkapan Satria Hamid, “Pilihan akhirnya, Anda harus merogoh uang lagi untuk membeli tas produksi Carrefour yang daya isinya sama dengan tas plastik”.[2]
Upaya yang dilakukan pihak Careffour dalam rangka go green tersebut dapat digolongkan ke dalam salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar, yaitu persuasi. Mengapa persuasi? Karena keberadaan tas go green tersebut dapat mempengaruhi masyarakat untuk melakukan program go green untuk menyelamatkan lingkungan. Sebagaimana pengertian persuasi dalam buku Teori Komunikasi (Sejarah, Metode dan Terapan dalam Media Massa) karya W.J. Severin dan Tankard, “persuasi didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat paparan informasi dari pihak lain” (Olson dan Zanna, 1993, hlm.135). Pihak Careffour memberikan informasi melalui gambar pohon yang bertuliskan Go Green pada tas belanja tersebut. Meskipun hanya berupa simbol dan tulisan singkat, akan tetapi tas tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi masyarakat dalam melakukan program Go Green guna menjaga kelestarian lingkungan. #bridgingcourse12


DAFTAR PUSTAKA

Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  Diunduh pada tanggal 1 Desember 2012 pukul 13. 12 WIB terarsip dalam http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html

Severin, Werner dan Tankard. 2011. Teori Komunikasi (Sejarah, metode dan Terapan di Dalam Media Massa). Jakarta : Kencana






[1] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html
[2] [2] Andiono Hernawan. 2012. Carrefour Tak Lagi Sediakan Plastik Belanja.  http://www.lensaindonesia.com/2012/10/19/carrefour-tak-lagi-sediakan-plastik-belanja.html